TANIMBARMEDIA.CO. Saumlaki - Persoalan yang menimpa Wakapolsek Tanimbar Utara Ipda Hengki Amos adalah persoalan salah paham yang terjadi di Kota Larat, Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Rabu (10/04/2024).
Kronologis kejadian pada hari Rabu malam 10 April 2024. Ketika itu Wakapolsek pergi pegang tangan Hari Raya Idul Fitri di semua anggota Polsek yang beragama Islam, yang terakhir dikunjungi yaitu Agung yang juga adalah adik dari Koko Santo Sumendap. Setibanya Wakapolsek didepan rumah Santo, sebelum turun dari kendaraan roda duanya, dirinya langsung bertanya kepada Santo dengan dialeg Maluku," Koko, Agung ada ka seng (Koko ada Agung atau tidak)."
Secara spontan Koko Sato seperti angin ribut menyambut dengan sikap yang tidak menyenangkan. Karena merasa tidak puas melihat sikap yang ditunjukkan Koko Santo, Wakapolsek pun langsung turun dari kendaraannya dan menuju ke Koko Santo lalu bertanya," Koko persoalannya dengan beta apa (koko ada persoalan dengan saya apa)?
Kemudian Koko Santo langsung menyuruh keluarganya masuk kedalam rumah dan mengatakan," tutup, tutup itu Wakapolsek sudah datang." Dengan tindakan seperti itu Wakapolsek tidak paham apa yang dilakukan Koko Santo kepada dirinya. Setelah Koko Santo dan keluarganya masuk rumah dan menutup pintu, kemudian dari dalam rumah istri Koko Santo mengambil video Wakapolsek Ipda Hengki Amos ini.
Tidak hanya tindakan itu saja yang dilakukan tetapi mereka (koko Santo dan keluarganya) memaki-maki Wakapolsek bersama keluarganya yang sementara tidak tahu persoalannya apa.?. Wakapolsek pun berkata jangan maki-maki keluarga saya begitu, kalau sampai mereka dengar nanti bagaimana.
Lalu koko Santo tidak perduli dan beranggapan lain lagi kepada Wakapolsek dengan berkata,"bakar, bakar beta punya rumah sudah." Kata-kata inilah yang mengakibatkan Wakapolsek dikira mau membakar rumahnya koko Sato, padahal sebenarnya tidak ada kata-kata dan tindakan seperti itu dari Wakapolsek Tanimbar Utara. Yang dimaksud Wakapolsek adalah jangan bicara saya punya keluarga begitu, karena saya punya keponakan banyak di kampung dan saya ini orang tua tidak mungkin berbuat demikian. Jangan sampai saya punya keluarga dengar mereka bisa datang bakar koko punya rumah.
"Saya tidak pernah mengatakan bahwa saya mau bakar koko punya rumah, tetapi ada yang memberikan isu bahwa saya berteriak mau bakar rumah, hal ini tidak benar."tegas Wakapolsek Ipda Hengki Amos.
Ketika saya sampai di rumah dinas tiba-tiba ada beberapa warga masyarakat datang lalu sampaikan ke istri saya, mereka mengatakan, Mama, kasiang Bapa to basuara koko Santo lalu koko Santo bakalai Bapa, lalu dong dua laki bikini bakalai maki-maki Bapa, nah disitu saya (saksi) tidak terima.
Kejadian ini juga sempat dilihat oleh warga masyarakat kota Larat yang lain lagi dan langsung menyampaikan hal ini kepada Wakapolsek, bahwa saat itu Wakapolsek katanya sedang mabuk lalu mengamuk dan bertengkar dengan Santo dan isterinya. Pada hal fakta yang sebenarnya adalah bahwa Wakapolsek tidak dalam keadaan mabuk. Jadi diduga ada yang sengaja mau memperkeruh persoalan dimaksud.
"Saya tidak mabuk saat itu, sebenarnya yang mabuk itu adalah Santo, ini ada yang bolak-balik fakta,"ungkap Ipda Hengki Amos.
Menurut Wakapolsek Tanimbar Utara Ipda Hengki Amos, selama ini dirinya bersama keluarga baik-baik saja dengan semua orang termasuk koko Santo dan keluarganya. Jadi saya sebenarnya tidak mengerti persoalan yang terjadi penyebabnya apa sehingga saya jadi bingung dan tidak tahu apa-apa.
Wakapolsek akan memanggil Santo untuk menceritakan masalah yang sebenarnya dihadapan Kapolsek Tanimbar Utara untuk nantinya akan dipertanggungjawabkan kepada Kapolres Kepulauan Tanimbar agar persoalan ini dapat diselesaikan dengan baik. (TM.01)