TANIMBARMEDIA.COM.Saumlaki - Drs. Polikarpus Kelyombar, SE, ME, kepada media ini, Senin (19/08/2024) mengatakan, rekomendasi partai Gerindra yang diberikan kepada salah satu bakal calon (Balon) Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar, abaikan mekanisme.
Seperti diketahui, Ricky Jawerissa bukan kader, tidak daftar di DPC Gerindra Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Juga tidak ikut uji kepatutan dan kelayakan (Fit and Proper Test) yang dilaksanakan DPD Gerindra Provinsi Maluku di hotel Swiss Bel Ambon, Senin (3/6/2024).
Alumni IKIP Jakarta ini, menggambarkan kondisi ini seperti halnya dalam dunia pendidikan. Seseorang mau sukses Sekolah, entah itu SD, SMP, SMA atau jenjang kuliah strata 1, 2 dan seterusnya, harus mengikuti tahapan berjenjang sampai dinyatakan lulus.
" Sama halnya Balon Kepala Daerah Tanimbar, bila ingin mengambil rekomendasi partai, mesti ikuti mekanisme berjenjang. Mulai dari pengambilan formulir pendaftaran, mengisi dan mengembalikan formulir pendaftaran, sesuai diminta dan disyaratkan oleh partai," ungkap pria asal Desa Meyano Das.
Semua partai memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), yang mengatur tentang mekanisme uji Balon, sebelum diberi Surat Keputusan berupa rekomendasi untuk maju dan menggunakan perahu partai.
Pada tahapan uji kepatutan dan kelayakan, pengetahuan wawasan kebangsaan dan bernegara, pemahaman tentang budaya dan adat. Visi, Misi dan program kerja Balon untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat juga diuji. Bila tidak ikut feat and proper test, artinya kelayakan dan kepatutan Balon pemimpin Tanimbar, patut dipertanyakan dan diragukan.
"Contoh sederhana, mahasiswa yang dinyatakan lulus, harus mengikuti penelitian dan kajian kajian, skripsi serta diuji skripsinya. Setelah itu, baru dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar," terang Kelyombar.
Kondisi terkini menurut pengamatan dia, mekanisme kepartaian ini, tidak di pakai lagi. Asal ada uang, rekomendasi didapat. Akhirnya, kader-kader politik potensial partai yang telah teruji elektabilitas, moral dan dukungan politik yang harusnya dikedepankan untuk diusung malah digusur oleh orang yang tidak ikut mekanisme. Istilahnya, tidak ikut sekolah atau kuliah tapi ijazahnya ada, alias " BELI IJAZAH."
Ini soal moral "RAKUS" segelintir orang yang haus akan kedudukan, lantas gunakan segala cara untuk bisa dapat rekomendasi partai. Kader potensial terlempar oleh orang tak beradab yang tak ikuti mekanisme. Ini fakta yang terlihat jelas pada partai besar pemenang kedua Pileg 2024 di Tanimbar yaitu, partai Gerindra besutan Prabowo.
"Orang yang "TAMAK" dan "RAKUS" seperti ini, disamakan Kelyombar dengan "Have No Manners or No Shame" (Tak punya adab atau tak punya rasa malu). "Saya percaya dan yakin 100 %, ada tujuan tertentu yang tidak beradab bagi Tanimbar dibalik pencalonan yang bersangkutan di bumi Duan Lolat," jelasnya.
Sebagai warga Tanimbar di tanah rantau, hanya bisa menghimbau kepada masyarakat di Tanimbar agar jeli dalam melihat dan menentukan pilihan yang tepat, supaya dikemudian hari tidak kecewa dengan pilihan yang salah, tegas Kelyombar. (TM.02)