TANIMBARMEDIA.COM.Saumlaki - Arus politik jelang pelaksanaan pilkada serentak Se-Indonesia, Rabu (27/11/2024), khusus di Tanimbar, kian panas. Tensi politik meningkat suhunya dalam perebutan rekomendasi partai, untuk pemenuhan syarat minimum 20% (5 kursi hasil Pileg 2024), sesuai ketentuan regulasi. Fakta ini menampilkan fenomena baru.
Drs Policarpus Kelyombar, SE, ME kepada media ini, Selasa (7/8/2024), mengistilahkan fenomena baru tersebut, POLITIK DEVIDE ET IMPERA. Politik pecah belah ala kolonial Belanda zaman penjajahan ini, sedang ditransformasi kedalam kehidupan sosial kemasyarakatan melalui politik praktis pemilukada, di Bumi Duan Lolat.
Saling Sikut, Orang Luar Coba Ambil Untung,
Orang luar Tanimbar menggunakan tangan putera-puteri terbaik asli Tanimbar, agar saling sikut di antara sesama dalam pertarungan politik. Tak dapat dipungkiri, keretakan dan rusaknya relasi sosial sesama orang saudara yang diikat dalam budaya Duan Lolat, adalah resiko yang akan dipikul generasi kini dan mendatang.
Orang bukan Tanimbar, dipastikan akan mencoba dan berusaha keras mengambil keuntungan berupa, suara rakyat dari konflik perebutan kekuasaan politik ini, ungkap dosen Universitas Informatika Bisnis Indonesia (UNIBI) Jakarta.
Akibat Politik Devide Et Empera di Tanimbar
Menurut alumnus Sarjana (S1) dan Magister (S2) Fakultas Ekonomi ITHB Bandung ini, secara kasat mata, POLITIK DEVIDE ET IMPERA sedang di praktekan ORANG LUAR di Tanimbar. Politik ini membuat masyarakat kita yang sebelumnya bersatu oleh ikatan darah dan persaudaraan, perkawinan, hubungan pela dan lain-lain, saat ini sudah TERPOLARISASI menjadi faksi-faksi yang saling bermusuhan.
Ada yang berjuang anak asli Tanimbar, duduk sebagai Bupati dan Wakil Bupati. Namun, ada pula yang mendukung dan kerja politik untuk orang luar (bukan asli Tanimbar), agar terpilih sebagai pemimpin di negeri adat berjuluk, Bumi Duan Lolat. Seperti halnya Esau, karena lapar, menjual hak kesulungan (suara politik) kepada Yakub dengan sebubur piring kacang merah-merah.
Faktor Finansial & Campur Tangan Orang Luar
"Saya amati, para Bakal Calon (Balon) tidak cukup punya kekuatan finansial, untuk maju sebagai calon pemimpin dalam kontestasi politik sekelas Pemilihan Kepala Daerah, ucap Drs Pendidikan jebolan IKIP Jakarta.
Faktor kurangnya ketersediaan logistik untuk calon sebagai Bupati dan Wakil Bupati, sehingga butuh orang luar yang punya kekuatan modal besar. Vendor dari luar, sangat tertarik untuk memodali para Bakal Calon", jelas pria asal desa Meyano Das ini.
Daya pikat Tanimbar ialah, Sumber Daya Alam (SDA) Minyak dan Gas Bumi (Migas), yang oleh Negara telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Diketahui, tahapan pengelolaan Blok Masela yang 60% sahamnya milik Inpex, Ltd, mulai digerakkan kembali lewat penelitian Geoteknical dan Geofisikal oleh PT. SAKA, setelah PT. Pertamina Indonesia dan Petronas Malaysia ambil alih 30% saham dari Shell Upstream Overseas, Ltd.
RAKUS APBD & SDA TANIMBAR
Salah seorang sumber media ini katakan, oknum kapitalis yang selama ini rasa enak diperkaya oleh Dana Alokasi Umum (DAU) uang rakyat Tanimbar pada APBD, melalui pembayaran Hutang Pihak Ketiga (UP3), tidak puas dengan kekuasaan politik di legislatif, hasil Pileg tanggal 14 Februari 2024 lalu.
Karena RAKUS APBD dan RAKUS SUMBER DAYA ALAM (Blok Masela) milik orang Tanimbar, Oknum Kapitalis mendorong Si "RAKUS JABATAN" (RJ) calon Bupati periode 2024-2029. Ini tega dilakukan, meski harus kesampingkan dan KHIANATI suara rakyat yang memberikan kepercayaan politik, karena dibayar per-suara Rp.300.000 - Rp. 1 juta,
Genosida dan Kudeta Hak Politik Pribumi
Untuk mewujudkan syahwat RAKUS APBD dan Sumber Daya Alam (SDA) milik anak cucu suku Tanimbar, Sang "RAJA JIN" (RJ) merancang Gerakan Genosida Hak Politik (G2HP).
Putera puteri terbaik suku Tanimbar yang dianggap punya basis masa kuat, disukai rakyat, berpeluang menang Pilkada Bupati dan akan berpotensi gagalkan Visi, Misi dan Program Kerja RAKUS APBD dan SDA Tanimbar , dirancang untuk disingkirkan satu persatu agar tidak maju sebagai calon.
Gerakan Pembasmian (Gonosida) hak politik anak suku Tanimbar ini, diawali lobi tingkat dewa agar permohonan Praperadilan pencabutan status tersangka mantan Bupati periode 2017-2022 gagal.
Terbaru, hak politik putera terbaik Tanimbar yang berandil besar di partainya menangkan Pemilihan Presiden periode 2024-2029, dan berpeluang diusung partai pemenang Pilpres untuk maju sebagai calon Bupati, dirampok hak politik itu secara kejam dan tak berperikemanusiaan. (TM.09)
)