TANIMBARMEDIA.COM - AMBON. Niko Ngeljaratan warga Tanimbar di kota Ambon, Provinsi Maluku sebut, dr. Juliana Chr Ratuanak, Calon Wakil Bupati pasangan Calon Bupati Ricky Jauwerissa, nomor 3 (tiga), katanya "Limdrity Tanimbar", ko mau jadi ban serep. Ada apa ya????
Padahal, ucap Mantan Duta Maluku Untuk Indonesia kepada TM, Minggu (17/11/2024), Limdrity Tnebar, itu gelar terhormat seorang perempuan Tanimbar. Kedudukan sosialnya dalam masyarakat adat, orang terdepan dan terutama, bukan malah jadi pembantu.
Pernyataan dr.Ratuanak dalam kampanye bahwa, "Batu Adat pemilihannya di desa. Untuk pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten, tidak ada ketetapan Latupati, ini yang salah besar, ungkapnya.
Sudah saya katakan sebelumnya, Bupati dan Wakil Bupati Tanimbar adalah pemimpin Adat tertinggi bagi para Kades di 82 desa dan 10 desa persiapan di bumi Duan Lolat. Kalau Bupati tidak punya Batu Adat, bagaimana bisa pimpin para Kades yang punya Batu Adat di desanya?, terang pria asal desa Lamdesar Timur, bernada heran.
Bupati dan Wakil Bupati Tanimbar terpilih, selain dilantik sesuai aturan pemerintah, juga wajib hukumnya dikukuhkan (dilantik) secara adat. Ini hukum adat Duan Lolat. Bila Ricky Jauwerissa dikukuhkan secara adat, mau pakai batu adat mana?, aneh tapi nyata.
Siapa duduk salah batu atau berniat, bale batu, batu bale dia. Duduk salah meja, meja bale dia. Itu kata-kata dan kalimat leluhur Tanimbar yang diwariskan ke anak cucu sampai era kita sekarang. Ini keyakinan masyarakat lokal asli Tanimbar, siapapun dia harus dan wajib hargai dan hormati, terang Ngeljaratan.
Batu Adat, bagi masyarakat adalah cermin kehormatan, kewibawaan dan harga diri soa, mata rumah dan marga di Tanimbar. Ini tatanan yang sudah ada, sejak nenek moyang kita. Hukumnya tersirat, tidak tertulis dan juga tidak diatur lewat keputusan Latupati.
Berkenaan boleh numpang tanya, si Sampo Rahanwarat, Jubir Tim sukses Ricky Jauwerissa dan dr. Juliana Ch Ratuanak, Paslon nomor 3 (tiga), mengapa diusir keluar dari? Kuatir yang lain, kedepan akan bernasib sama, diusir. Ya ini prinsip kerja orang berbudaya bukan Tanimbar. Perlakukan sesama manusia, ibarat tuan dan hamba atau budak. Tidak berguna, disepak seperti bola.
Pernyataan dr. Ratuanak, "alias Limdrity, Calon Wakil Bupati nomor 3 (tiga), sangat melecehkan budaya dan adat Tanimbar. Saya himbau, masyarakat pemilih di Tanimbar dari pulau Selaru sampai ujung Molo Maru, perlu hati-hati sebelum memilih Paslon nomor 3 (tiga) ini, tegasnya. (TM. 09)